Thursday, February 11, 2010

Irfan Bachdim Sudah di Belanda Lagi

Baru berpetualang tiga pekan di Indonesia, Irfan Bachdim sudah menginjakkan kaki lagi di Belanda. Ia kecewa tidak berhasil mendapatkan kontrak di Persib maupun Persija.

Minggu 31 Januari 2010, Irfan tiba di Schiphol Amsterdam pukul 6:05, menumpangi pesawat Boeing milik Malaysian Airlines. Dengan wajah yang tampak lelah, Irfan keluar dari tempat pengambilan bagasi menarik dua kofer, didampingi ayahnya Noval Bachdim. Di lobi penjemputan sudah menanti ibunnya Hester dan Fardy kakaknya.

Kecewa
Kekecewaan itu tampak pada wajah Irfan, ketika berpelukan dengan ibu dan kakaknya. Ia sangat menyayangkan harus kembali ke Belanda lagi."Sampai hari-hari terakhir sudah merasa sangat diterima di Persija dan merasa jadi bagian klub itu. Kumpul di mes dan berlatih dengan pemain-pemain lain."

Kepulangan Irfan ini sebenarnya di luar rencana. Ketika dilepas tiga pekan lalu 9 Januari berharap Irfan bisa mendapat tempat di Persib Bandung atau Persija Jakarta. "Mungkin bisa menandatangani kontrak enam bulan atau satu setengah musim di salah satunya," kata Noval Bachdim 9 Januari. Namun rencana tinggal rencana, ternyata tidak satupun dari dua klub di Super Liga itu yang akhirnya menandatangani kontrak dengan Irfan.

Persib Sibuk
Seperti dilansir media di Indonesia, Persib memberi alasan belum bisa menilai dengan baik kemampuan Irfan. Pelatih Jaya Hartono masih ingin melihat lebih jauh penampilan pemuda kelahiran Amsterdam itu. Selain itu management klub terbesar di Kota Kembang itu disibukkan juga dengan urusan-urusan lain.

Dari sisi Irfanpun merasa terlalu singkat bisa berlatih bersama tim inti kesebelasan berjuluk Maung Bandung itu. Selama tiga hari pertama ia hanya diberi kesempatan berlatih dengan tim junior Persib, karena tim inti bertanding di Kalimantan. Baru beberapa hari berlatih dengan tim inti, Irfan sudah harus meninggalkan Bandung dan memenuhi janji untuk ke Macan Kemayoran.

Persija Cari Pemain Lain
Pada pekan kedua, Irfan berkonsentrasi pada lamaran ke Persija. Dan dalam beberapa sesi latihan Irfan mulai merasakan kedekatan dengan para pemain seperti Bambang Pamungkas dan pemain asing lain. Hal itu diakui pihak Persija. "Irfan memiliki kelebihan mudah bergaul. Dia mudah berkomunikasi dengan sesama pemain, lokal maupun asing. Itu karakter yang penting" ungkap Ferry Indrasyarif, asisten manager Persija kepada Radio Nederland.

Namun demikian disebutkan pula bahwa Persija mencari dua pemain lain yang mampu mendorong daya serbu, khususnya yang sudah terbiasa dengan kompetisi Indonesia.

Sejak di Jakarta, kalangan fans dan publik bola di internet mulai meyakini pemain blasteran Belanda-Indonesia itu akan melanjutkan karir sepakbolanya di ibukota. Namun sampai dengan batas waktu kunjungan Noval dan Irfan di Indonesia, 30 Januari, tetap tidak ada pertautan kontrak.

Bagi keduanya tidak ada pilihan lain kecuali kembali ke Belanda. Seperti diungkap sebelumnya oleh Hester Bachdim ibunya, "Kami tidak bisa meninggalkan Irfan di Indonesia, kalau belum ada kepastian."

Lalu Kemana?
Ditanya soal rencana kedepannya, Irfan masih belum tahu. Dia menyatakan butuh waktu berfikir, "Saya belum tahu bagaimana kedepannya. Soalnya kalau secara perasaan saya sudah sangat cocok di Jakarta. Apalagi para fans, Jakmania yang sangat menakjubkan."

"Saya sangat kagum dengan fans bola di Indonesia. Pada pertandingan di kompetisi, sudah sangat ramai dan marak, sama meriahnya seperti pesta ketika Ajax meraih gelar liga Belanda." imbuhnya, sambil menahan kesedihan.

Walaupun Irfan masih belum menghapuskan impian main di Persija, Fardy kakak dan sekaligus managernya, sudah mulai mencari-cari klub di Belanda. "Bisa jadi dia akan gabung dengan FC Volendam. Tapi itu tentu saja tergantung Irfannya"

Bagi pihak keluarga, petualangan singkat Irfan ke Indonesia adalah pelajaran berguna. "Mungkin untuk kedepannya, kita akan melakukan persiapan lebih baik." kata Noval yang diamini Fardy seraya mengatakan, "Sejak awal, harus lebih tegas dan jelas. Menurut saya tiga minggu terlalu lama untuk mendapat kepastian."

1 Comment :

herymeelon said...

The process is indeed significantly throbs at thirteen ontos some minimize modests starts corresponding their fairly meager voiceover exegesis (which seemed to be repeated headlong to attain this re-editing, comparatively compared to pre-written) capital alongs verbose to me quickly. Queue Calling System