An-Nisa’ [4]: 78
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”
Nec mortem effugere quisquam potest. Kematian adalah sebuah postulat dalam kehidupan. Keberadaan kematian adalah mutlak, selama masih ada kehidupan. Hidup itu bukan lingkaran, karena ia memiliki awal dan mutlak memiliki akhir.
Tetapi irrefutable fact itu tetap saja jadi hal yang mengejutkan, terutama ketika itu terjadi diluar hitungan manusiawi. Kasus seorang rekan yang memburamkan akhir minggu kemarin, direnggut serangan jantung dalam usia yang sangat muda dan kesehatan yang cukup prima.
Ternyata, serangan jantung bukan dominasi pria tua berperut gendut dengan kolesterol dan tekanan darah tinggi. Menurut studi dari Prof Stuart J Pocock, walaupun faktor resiko yang tertempel pada kasus serangan jantung tetap sama (kolesterol, kebiasaan merokok dan usia), akan tetapi terjadi kenaikan resiko pada kelompok usia lebih muda (35-39 tahun) dan kenaikan tingkat kematian pada kelompok usia beresiko rendah (25-30 tahun). Secara inkonklusif, Pocock memperkirakan hal ini sebagian besar terpengaruh oleh gaya hidup (terutama pola diet) dan tingginya tingkat stres. Tingkat stress, mungkin yang menyebabkan Profesor Paul Ridker menggunakan kata "heart-break attacks," untuk stress-related heart attacks.
Menurut Men's Health: Setengah kasus penyakit jantung, biasanya baru ditemukan setelah pasien mengalami serangan. Dan penyakit jantung, remains the number one killer disease secara Global.
Tanpa ada sekelumitpun maksud untuk mengurangi nilai empati dari kematian seorang sahabat. Saya pribadi menjadikan her untimely departure sebagai peringatan untuk mulai memitigasi resiko yang satu ini.
Caranya? Berikut riset online kecil mengenai cara menghindari heart disease:
1. Jadikan medical checkup sebagai anggaran rutin tahunan anda.
Paling tidak anda akan aware mengenai faktor resiko besar yang bisa jadi sudah bercokol di tubuh anda. Tekanan darah, kolesterol LDL dan HDL, trigliserida, tingkat lemak dan sejarah penyakit keluarga, dan lanjutkan dengan konsultasi ke dokter mengenai cara penanganan yang tepat. Saya sendiri memang belum akrab dengan profesi preventive cardiologist, but now I intend to find one.
2. Rubah gaya hidup anda.
Olahraga, tidak merokok dan pola makan yang terjaga. Ups ada kata kerja yang tertinggal, olahraga nya harus TERATUR (setidaknya 2 jam olahraga intensif tiap minggunya), tidak merokok dan TIDAK TEREKSPOS ASAP ROKOK, serta pola makan yang terjaga SESUAI KEBUTUHAN TUBUH (hal ini makanya, konsultasi dokter, sekali lagi sangat penting).
3. Dont judge a book from its cover
Dan ini jauh dari bahasan inner beauty serta turunannya. Sebanyak apapun yang kita tahu mengenai kesehatan dan hal-hal yang terkait didalamnya, we did not spend seven years plus plus in college to get an M.D -dan membaca hasil lab pun kita tak bisa. Jadi berhenti mengatakan saya kurus maka saya bisa makan apapun yang saya mau *ok, ini curhat colongan*, atau saya masih cukup sehat jadi belum perlu medical checkup. Get yourself checked!
4. Jika anda mengalami "kesulitan bernapas atau rasa sakit di dada akibat kelelahan." langsung ke rumah sakit -no other explanation needed-
5. Ketika stress tidak bisa dihindari, Lepaskan. Beribadah, taichi, yoga, meditasi ...kurangi tingkat stress anda.
Be healthy ... for yourself and the ones who loves you
-- Untuk teman berbagi: May Allah bless your every journey and may the loves you leave behind be given ikhlas, ikhlas and strength to endure --
taken from here.
0 Comment :
Post a Comment